23/08/14
Warga Yunnan: Xie-xie, Indonesia!
Warga pegunungan Yunnan, Tiongkok, sangat surprise dengan kedatangan Tim ACT yang menyalurkan bantuan amanat dari bangsa Indonesia.
Kedatangan Tim ACT bertepatan dengan World Humanitarian Day (WHD, Hari Kemanusiaan Dunia, 19/8/2014) itu, disambut dengan ucapan berulang-ulang dari penduduk setempat, dengan logat bahasa Tiongkok yang khas,” Indonesia..Indonesia.”
Setelah perkenalan dengan para pimpinan komunitas di lokasi, relawan setempat yang membantu ACT, berteriak agak keras (tentu saja dalam bahasa China –red) di tengah kerumunan warga,” Pengumuman, kita telah mendapatkan bantuan dari Indonesia. Harap berkumpul!”
Warga pun, dari anak-anak, ibu-ibu, para bapak, yang sebagian besar bekerja sebagai petani (atau penggarap kebun, ladang), berbondong-bondong berkumpul mendekati truk berisi ratusan selimut, handuk dan tas sekolah. Sejumput kemudian, barang-barang itu telah berpindah tangan dari para relawan ke tangan penduduk setempat.
Usai pembagian bantuan, warga pun dengan senyum sumringah berpose bersama sambil membentangkan spanduk ucapan terima kasih kepada Indonesia. “ Xie-xie (terima kasih-red), Indonesia,” ucap salah satu penduduk sembari menyalami relawan ACT.
Pemilihan jenis barang bantuan dinilai tepat. Pasalnya, pegunungan Yunnan adalah daerah dingin, sedangkan handuk adalah alat yang biasa dipakai para petani Yunnan saat bekerja di ladang, kebun atau sawah. Sedangkan tas, tentu saja hampir semua anak-anak Yunnan yang terdampak gempa kehilangan tas mereka, karena tertimbun rumah mereka yang runtuh atau rusak.
“Secara materi, bantuan itu mungkin belumlah seberapa dibanding dampak gempa Yunnan yang cukup masif dalam merenggut korban jiwa dan kerusakan bangunan. Namun sebagai upaya untuk membangun komunikasi dan penyampaian nilai-nilai kemanusiaan global, tanpa memandang latar belakang, amanat dari bangsa Indonesia, yang telah ACT tunaikan di Yunnan, sungguh tak ternilai harganya,” ujar Vice President ACT Imam Akbari, kepada ACTNews, di Jakarta, Kamis (21/8/2014).
Proses masuknya Tim ACT ke lokasi bencana Gempa, Yunnan, juga menyimpan kisah sendiri. Awalnya tidaklah mudah. Sikap aparat Negeri Tirai Bambu itu sempat “agak” menghambat. Namun bahasa diplomasi kemanusiaan rupanya cukup ampuh menyadarkan pihak-pihak berwenang untuk memberi ijin Tim masuk ke lokasi bencana. Bahkan akhirnya mereka ikut mengamankan proses distribusi bantuan.
“Ini juga berkat bantuan berbagai pihak, seperti relawan lokal seperti Megaria Christanty (dari PPI Guangzhou), Konjen Guangzhou dan KBRI Tiongkok. Kami sangat apresiasi pihak-pihak yang telah membantu Tim ACT sehingga misi kemanusiaan ACT ke Yunnan, Tiongkok terlaksana dengan baik,” ucap Imam Akbari.
Warga Propinsi Yunnan, Tiongkok pada Minggu (3/8/2014) tertimpa musibah gempa cukup hebat. Tak kurang dari 589 penduduk Yunnan meninggal dunia. Ribuan warga lainnya terluka. Kerugian nyawa dan harta benda tak terperikan.
Klik disini untuk lihat lebih banyak