Apakah Anda pernah melihat
seseorang yang menguap, kemudian secara tak sengaja ikut menguap juga?
Jika iya, tentunya Anda sepakat dengan kemungkinan bahwa menguap
seringkali bisa menular dari satu orang ke orang lain.
Selama ini
peneliti percaya bahwa orang yang mudah tertular menguap adalah orang
yang memiliki empati tinggi. Namun peneliti membantah hal tersebut.
Mereka berkeyakinan bahwa orang yang tertular saat melihat orang lain
menguap sebenarnya memiliki gelombang emosi yang sama dengan orang tersebut.
Peneliti mendokumentasikan dengan baik ketika seseorang merespon dengan
cara melihat, mendengar, atau memikirkan tentang orang yang menguap.
Menguap yang seperti ini sangat berbeda dengan yang spontan akibat
terlalu lelah atau bosan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
menguap yang menular tak berkaitan dengan empati, rasa lelah, energi,
dan kecenderungannya menurun dengan bertambahnya usia.
Hasil ini
didapatkan peneliti setelah mereka mengamati 328 orang sehat yang
menguap ketika melihat video orang menguap berdurasi tiga menit.
Beberapa partisipan diketahui lebih mudah tertular dan ikut menguap
dibandingkan dengan partisipan lainnya, seperti dilansir oleh Health Day
News (14/03).
Peneliti menemukan bahwa usia adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk tertular menguap
atau tidak. Orang yang lebih tua biasanya lebih sulit untuk tertular
ketika melihat orang menguap. Namun usia hanya mempengaruhi sekitar
delapan persen kecenderungan orang untuk menguap.
"Penelitian ini
mengungkap bahwa menguap yang menular sama sekali tak berkaitan dengan
empati," ungkap Elizabeth Cirulli dari Duke University School of
Medicine.
Peneliti juga menemukan bahwa orang yang memiliki autisme
dan schizophrenia memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk tertular
ketika melihat orang menguap. Sejauh ini mereka mengetahui bahwa menguap
berkaitan dengan gelombang emosi yang setara dengan orang lain serta
dipengaruhi oleh faktor usia.(merdeka/17/3/14)
-Media Baca Hiburan Online-
