JERUSALEM— Polisi Israel mengatakan, mereka akan membatasi akses bagi
pria muslim untuk memasuki kompleks Masjid Al Aqsa di Jerusalem saat
shalat Jumat untuk mencegah kemungkinan bentrokan.
Juru bicara kepolisian Israel, Luba Samri, Kamis (27/2/2014),
mengatakan, pria di bawah umur 50 tahun dilarang shalat Jumat di Masjid
Al Aqsa. Larangan ini berdasarkan informasi intelijen tentang rencana
kerusuhan.
Pasukan keamanan Israel sudah mulai memperkuat penjagaan
pula. Larangan shalat Jumat tersebut muncul setelah polisi Israel
terlibat bentrok dengan intifadah Palestina di kompleks tersebut, Selasa
(25/2/2014).
Bentrok tersebut terjadi beberapa jam sebelum dengar
pendapat di parlemen Israel tentang kemungkinan orang Yahudi berdoa di
dalam kompleks Masjid Al Aqsa. Diskusi yang tak menghasilkan pemungutan
suara maupun langkah yang akan diambil ini telah memicu kemarahan di
kalangan orang Islam.
Parlemen Jordania melakukan pemungutan suara
untuk mengusir utusan dan perdana menteri Israel dari Amman, sebagai
peringatan bahwa Jordania dapat saja meninjau ulang perjanjian damai
dengan Israel bila rencana Israel itu berlanjut.
Organisasi
beranggotakan 57 negara berpenduduk mayoritas muslim, Organisasi Kerja
Sama Islam (OKI), Rabu (26/2/2014), mengutuk pula perdebatan di parlemen
Israel itu sebagai sebuah eskalasi berbahaya di Israel untuk membentuk
Jerusalem Yahudi.
Al Aqsa merupakan tempat suci bagi orang Islam,
demikian pula bagi pemeluk Yahudi. Bagi orang Islam, masjid ini pernah
menjadi arah kiblat sebelum berpindah ke arah Kabah, dan menjadi satu
lokasi dalam rangkaian Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Bagi pemeluk
Yahudi, kompleks ini merupakan lokasi kuil pertama dan kedua
Yahudi.(kompas/28/2/14)
-Media Baca Hiburan Online-