Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, telah menyatakan menolak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan presiden terpilih Joko Widodo.
Sebagai bentuk ekspresi penolakan itu, FPI sengaja memasang sejumlah spanduk di sejumlah titik kota Jakarta, khususnya wilayah Jakarta Selatan. Salah satu spanduk itu bertulisan “Tolak Ahok…Harga mati”.
Terkait aksi penolakan itu, sejumlah pihak menyesalkan pemasangan spanduk FPI di wilayah Jakarta. Salah satunya adalah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Amerika Serikat, Akhmad Sahal.
“Buya Syafii Maarif yg pertama menyebut kelompok Islam yang picik, intoleran dan anarkis sebagai ‘preman berjubah’ Pas banget istilah itu,” tulis Akhmad Sahal di akun Twitter @sahaL_AS.
Tak hanya itu, @sahaL_AS juga melampirkan poster bergambar pernyataan tokoh World Conference on Religion for Peace (WCRP), Ahmad Syafii Ma’arif. Seperti dikutip metrotvnews, Buya Syafii sempat menyatakan : “Jelas itu orang yang sakit jiwa. Planet Bumi ini tidak hanya dimonopoli oleh orang Islam, orang tidak beriman saja boleh tinggal di sini.”
Ketika itu Buya Syafii mengecam munculnya spanduk-spanduk berbau SARA di wilayah Tangerang Selatan. “orang yang membuat atau memasang spanduk intoleransi termasuk orang yang sakit jiwa,” kata Buya.
Saat ini, di sosial media muncul gerakan untuk membuat hastag #BubarkanFPI. Akun @brieljibmujib18 memprovokasi dukungan itu. “Mari rame-rame bikin hastag #TurunkanSpandukRasis #BubarkanFPI,” tulis @brieljibmujib18.
Klik disini untuk lihat lebih banyak