15/04/14
Kisah Riki, tukang parkir cilik yang bercita-cita jadi polisi
Riki, begitulah sebutan pada seorang bocah berusia 5 tahun yang menjadi seorang juru parkir cilik sejak 5 bulan terakhir. dia bersama ayah tirinya setiap hari harus menundukkan panasnya sengatan matahari mencari selembar kertas untuk menutupi kebutuhan keluarganya.
Riki harus rela berada di tengah hingar-bingar pusat kota untuk membantu ayahnya sebagai juru parkir. Ia bersama ayahnya menjadi tukang parkir di Jalan Muhammad Jam, Kota Banda Aceh.
Sejak pagi sekira pukul 08.00 WIB, ia mulai mengatur tata letak kendaraan yang diparkir sampai pukul 18.00 WIB. Sesekali ia meniup peluit yang tergantung di lehernya sambil mengambil uang dari pengendara kendaraan yang hendak pergi dari lokasi parkir.
Bocah lima tahun biasanya menghabiskan waktunya dengan bermain dan bercanda dengan rekan-rekan seusianya. Namun tidak berlaku dengan Riki, karena desakan ekonomi, ayah Riki bernama Rusman (60) terpaksa harus mengajak Riki untuk menemaninya menjadi juru parkir bersamanya.
"Mamaknya juga bekerja jualan sirih di depan Masjid Raya Baiturrahman, jadi karena gak ada yang jaga di rumah saya bawa saja," kata ayah tirinya, Rusman, Senin (14/4) saat merdeka.com temui di lokasi parkir.
Menurut pengakuan Rusman, Riki memang saat ini belum memasuki usia masuk Sekolah Dasar (SD). Sedangkan untuk menyekolahkan Taman Kanak-Kanak (TK), Rusman mengaku tidak memiliki biaya. Jangankan untuk biaya sekolah anaknya itu, untuk makan sehari-hari masih sulit.
Rusman mengaku, Riki bukanlah anak kandungnya, akan tetapi anak tirinya yang telah dianggap anak sendiri. Riki ditinggal meninggal oleh ayah kandungnya sejak dia masih berusia 2 tahun. Saat ini dia dibawa bersama karena tidak ada teman bila ditinggal di rumah yang dia kontrak di desa Asoe Nanggroe, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh.
Penghasilan kesehariannya dari parkir tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan keluarganya. Karena hidup di Banda Aceh dia harus mengontrak tempat tinggal dan bahkan sering berpindah-pindah kontrakan.
Setiap harinya rata-rata dia hanya bisa mengumpulkan bersih untuknya sekitar Rp 80.000 setelah menyetor untuk Pemerintah Kota sebanyak Rp 15.000 per-harinya.
"Penghasilan sebesar itu hanya pas-pasan, makanya abangnya Riki yang berusia 14 tahun sudah putus sekolah, sekarang bekerja di doorsmear," imbuhnya.
Kendati demikian, Rusman memiliki tekad untuk menyekolahkan anaknya itu agar bisa merubah nasibnya. Hal yang ia bingung, banyak SD sekarang di Banda Aceh mewajibkan adanya ijazah TK. Sedangkan anaknya tidak pernah mengecap pendidikan TK. "Saya sedang cari ada gak sekolah yang mau menerima anak saya kalau gak masuk TK," imbuhnya dalam bahasa Aceh kental.
Sedangkan saat merdeka.com menanyakan apa cita-cita pada juru parkir cilik itu. Riki dengan tegas menjawab ia ingin menjadi seorang polisi. Selain itu ia juga berkeinginan untuk bisa sekolah seperti anak-anak lainnya.
"Saya mau jadi polisi dan saya juga mau sekolah," ucapnya singkat dalam bahasa Aceh kental. Setelah itu ia pun bergegas kembali mengatur tata letak mobil maupun motor yang sedang parkir. Ia pun sudah sangat mahir dalam mengembalikan uang untuk para pemilik kendaraan yang diparkir di sekitarnya.(merdeka/14/4/14)
-Media Baca Hiburan Online-