29/03/14

Mengapa Ponsel Canggih Justru Mudah Disadap

Mengapa Ponsel Canggih Justru Mudah Disadap



JAKARTA - Bisnis telekomunikasi semakin merajalela di Indonesia, lantaran pasar yang menggiurkan. Namun begitu, terkadang produsen ponsel kurang memerhatikan masalah keamanan yang justru jadi faktor terpenting.
Pengamat telekomunikasi, Teguh Prasetya menyoroti bahwa dalam bisnis telekomunikasi masalah utama yang diperhatikan adalah masalah keamanan. Biasanya masalah keamanan ini diklaim oleh pihak operator mencapai 99,9 persen.


“Bahwa sistem informasi dan teknologinya aman dari serangan pihak luar. Kemudian ketersediaan layanan, 99.9 persen dan keandalan teknologi, 99.9 persen. Itu merupakan standar baku pihak operator untuk menggelar dan meyakinkan teknologinya kepada konsumen,” ujar Teguh Prasetya Teguh Prasetya dalam acara Seminar yang digelar oleh IIF, Jumay (28/3/2014).


Namun, kata Teguh, fakta berbicara lain, kendati faktor keamanan menjadi perhatian utama dan menjanjikan 99.9 persen, sektor mobile malware berkembang pesat baik secara teknologi maupun struktural. Apalagi cyber criminal sekarang ini tidak lagi sendirian, para hacker atau penjual jasa malware sudah menjadi bagian dari operasi bisnis yang serius.
“Ini sudah menjadi bisnis tersendiri dan menggiurkan serta mendatangkan uang besar. Bisa Anda banyangkan jika penyedia jasa ini bisa memberikan data terpenting bagi kliennya, berapa pun si klien akan mau membayarnya. Inilah salah satu kejahatan yang terstruktur yang memanfaatkan teknologi,” ungkap Teguh. 


Teguh mengatakan, serangan malware kian hari kian mengganas. Ragam seragan itu bermacam macam, bisa melaui SMS, email, update software termasuk teknologi khusus yang digunakan untuk mengambil data dan informasi orang yang dikehendaki.
Hanya saja, lanjut Teguh, masyarakat kita kurang aware terhadap bahaya serangan tersebut.
Seperti diketahui penyadapan bertujuan untuk mengambil data percapakan dan data pribadi yang menjadi sasaran penyadap.


”Kita tidak sadar, tiba-tiba hape kita tidak dipakai, kok, baterainya tiba-tiba panas. Bisa jadi, ponsel kita sedang mengirimkan data-data Anda ke server pihak ketiga. Apalagi semakin pintar ponsel yang Anda pakai, semakin mudah untuk disadap dan semakin mudah untuk diapa-apain karena banyak program yang tertanam dalam ponsel tersebut,” ungkap Teguh.
Menurut Teguh, berdasarkan survei yang dilakukan securelist, platform Android paling tinggi menjadi target serangan malware yakni mencapai 98,05 persen. Sebagaimana diketahui Android adalah OS terbuka yang memungkinkan berbagai aplikasi bisa di download secara gratis. 


Peran Operator
Dalam men-download aplikasi tersebut, bisa saja aplikasi itu sudah disusupi sitem pengintai data sehingga secara tidak sadar ponsel Anda melakukan transfering data ke pihak ketiga. “Intinya harus hati-hati memilih aplikasi dan jangan meninggalkan jejak ketika mencoba bergabai aplikasi. Secepatnya delete dan bersihkan ponsel dari aplikasi yang tidak ramah,” jelas Teguh.
Kaitannya dengan peran operator sebagai penyedia layanan, maka pihak operator harus secara rutin mengaudit sistemnya dan berani menyatakan bahwa sistem yang dia gunakan sudah aman dari praktek penyadapan. “Hal ini penting untuk memberi kenyamanan para pengguna,” ungkap Teguh.
Yang terpenting, kata Ketua Dewan Pakar Indonesia ICT Forum itu, persoalan ini harus menjadi perhatian semua pihak, bukan masalah operator selular semata. Pihak pemerintah pun harus punya pemikiran strategis bahwa urusan komunikasi menjadi salah satu perhatian dan agenda nasional.
“Buat para calon pemimpin bangsa sudah saatnya membuat proteksi dan aturan hukum yang bisa melindungi sistem komunikasi bangsa ini dari segala ancaman penyadapan,” (okezone/28/3/14)



-Media Baca Hiburan Online-

Terkini