28/03/14
Kawah meteor ini pernah jadi tempat pemujaan setan
Tempat menakjubkan yang dinamakan Kawah Meteor Kaali ini terletak di desa Kaali di pulau Saaremaa, Estonia, sekitar 18 km dari ibukota Kuressaare. Ini merupakan meteorit raksasa terakhir yang jatuh ke daerah padat penduduk, dan bekas tabrakan itu meninggalkan lanskap memesona yang berhasil menarik wisatawan dari seluruh dunia.
Sekitar 7.600 tahun yang lalu, sebuah meteor dengan massa sekitar 20 sampai 80 ton, merobek atmosfer bumi dengan kecepatan antara 10 sampai 20 km/detik. Pada ketinggian 5-10 km, meteor itu pecah menjadi potongan-potongan. Yang terbesar berhasil menabrak bumi dan melepaskan energi yang setara dengan sekitar 20 kiloton TNT, atau 25 persen lebih kuat daripada bom atom yang meratakan Hiroshima selama akhir Perang Dunia II.
Ledakan itu, seperti dilansir amusingplanet, menghancurkan sekitar 81.000 meter kubik dolomit dan batuan lainnya, dan jatuh menyerupai bola api setinggi 7-8 km tinggi. Sisa meteor itu membakar hutan dalam radius 6 km. Ledakan meteor itu menyisakan sembilan kawah di daerah yang sekarang dikenal sebagai Kaali Meteorite Crater Field. Kawah terbesar memiliki diameter 110 meter dan kedalaman 22 meter.
Potongan lain dari meteor itu kemudian membentuk kawah kecil dengan diameter mulai dari 12 sampai 40 meter dan kedalaman masing-masing bervariasi dari 1 sampai 4 meter. Semua kawah terletak dalam radius 1 km dari kawah utama. Sementara itu, kawah Kaali sekarang memiliki danau di dalamnya, yang diberi makan oleh air tanah dan curah hujan. Danau itu memiliki diameter 30 - 60 meter dan kedalaman antara 1 sampai 6 meter.
Di sekitar kawah Kaali, ada sisa reruntuhan sebuah dinding batu besar dengan panjang 470 meter, tebal 2,5 meter dan tinggi sekitar 2 meter, yang dibangun pada awal Zaman Besi (600 SM sampai 100 SM). Para arkeolog juga menemukan sisa belulang hewan di dalam area berdinding, yang menunjukkan bahwa danau itu tidak hanya dianggap sebagai sebuah danau, tetapi juga tempat untuk ritual pengorbanan. Penduduk Estonia sendiri dulunya dikenal sebagai pemeluk pagan, mereka memberikan persembahan hewan untuk memastikan hasil panen tetap baik sepanjang tahun. Namun, gereja kemudian telah melarang praktik-praktik pagan tersebut.(merdeka/27/3/14)
-Media Baca Hiburan Online-
