11/02/14

Cerita di balik patung akar setengah manusia yang kini dibongkar

Cerita di balik patung akar setengah manusia yang kini dibongkar

Baru-baru ini masyarakat Yogyakarta sedang gencar memperbincangkan patung manusia akar raksasa. Patung itu menjadi ramai diperdebatkan karena patung itu telah dibongkar dari tempat asalnya selama lebih kurang dalam tiga tahun ini. Ironisnya patung itu dianggap sebagai pornografi dan diprotes keras oleh sekelompok organisasi masyarakat (ormas).

Menurut informasi yang dihimpun merdeka.com, patung setinggi enam meter tersebut diberi nama Tropic Effect. Dengan warna cokelat kemerahan, patung itu hanya berbentuk setengah manusia saja, dari kaki hingga pinggang. Akar-akar menjulur di pinggang patung setengah manusia tersebut. Bahkan jika dilihat dari kejauhan sekilas tampak seperti batang pohon raksasa yang sudah tak mempunyai dedaunan.


Patung Tropic Effect itu diciptakan oleh Anna Suzanne dan beberapa teman seniman lainnya yakni Agung Sukindra, Basuki Prahoro, Felix S Wanto, Ghouse Modhin, Herry Maizul, I Wayan Cahya, Michael Maxon dan Nawa Yanuardi. Kesembilan orang ini tergabung di dalam satu komunitas seni bernama Khatulistiwa Art Team.


Asal-usul penciptaan patung itu berawal dari acara seni tahunan terbesar di Yogyakarta, yaitu Bienalle Jogja. Kemudian setelah dipamerkan dalam acara tersebut, para seniman-seniman itu sepakat untuk meletakkan patung raksasa tersebut di daerah Titik Nol, Malioboro pada akhir November 2011 yang lalu.


Menurut para seniman-seniman itu, patung Tropic Effect itu mempunyai makna yang kuat tentang kecintaan masyarakat pada lingkungan. Seperti yang diisyaratkan dalam patung tersebut, terlihat jelas visualisasi akar-akar meranggas yang dianggap sebagai refleksi keserakahan manusia terhadap lingkungan sekitar, khususnya di Yogyakarta.


Belakangan ini justru patung akar setengah manusia itu menimbulkan polemik. Patung itu dikabarkan diminta dicopot oleh kelompok-kelompok tertentu. Kelompok itu terus menerus meneror pihak yang memberikan izin peletakan patung itu.
Menanggapi hal tersebut, Kepala UPT Malioboro Syarif membantah adanya teror tersebut. Menurutnya, pembongkaran tersebut dilakukan karena waktu perjanjian pemasangan patung sudah selesai.


"Patung manusia akar itu izinnya sudah selesai, memang sempat diperpanjang tapi sekarang sudah selesai," kata Syarif saat ditemui di kantornya, Senin (10/02).
Sementara itu, salah satu pembuat patung tersebut, Herry Maizul mengatakan bahwa pihaknya sama sekali tak mengetahui tentang adanya masalah ancaman teror itu. Menurutnya, pihak UPT Malioboro hanya menghubunginya untuk meminta izin pencopotan patung tersebut karena dinilai sudah berdiri terlalu lama.


"Saya tidak tahu ada isu teror, yang pasti pihak UPT menyampaikan akan membongkar patung itu, ya memang sudah dari tahun 2011 patung itu dipasang, jadi sudah lama. Kenapa kalau teror baru ada sekarang, dari dulu tidak ada isu seperti itu," ujarnya.(merdeka/10/2/14)

Terkini