Banyak efek negatif yang terjadi jika inflasi tidak bisa dikendalikan karena dapat menurunkan minat investor sehingga banyak muncul pemodal spekulatif yang mencari untung sesaat namun merugikan pihak lain, suku bunga menjadi tinggi, daya beli turun, pembangunan terhambat sehingga lapangan kerja menjadi stagnan, deficit neraca pembayaran, ekonomi menjadi tidak stabil dan berakibat pada kesejahteraan masyarakat menjadi turun.
Saat ini sektor riil adalah sector yang paling banyak mengalami dampak akibat inflasi yaitu turunnya penjualan produk konsumtif seperti kendaraan bermotor, produk elektronik, property dan juga sembilan bahan kebutuhan pokok masyarakat. Padahal sector ini adalah penggerak utama perekonomian di Indonesia. Artinya, jika sektor ini terganggu, maka perputaran uang di masyarakat juga akan terganggu.
Apa yang menjadi penyebab inflasi di Indonesia?
Ada banyak faktor penyebab inflasi di sebuah Negara, sedangkan di Indonesia sendiri setidaknya ada 4 faktor utama yaitu:- Peningkatan permintaan barang dan jasa dari berbagai penjuru di negara melebihi jumlah persediaan. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini adalah yang tertinggi kedua di dunia setelah China. Selama kurun waktu 2009-2013 mencapai rata-rata 5,9% per tahun yang merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi, akibatnya adalah daya beli meningkat, tingkat konsumtif masyarakat bertambah, namun tidak diikuti tersedianya kebutuhan akan barang dan jasa tersebut di pasaran. Hal ini yang mendorong kenaikan harga barang dan jasa.
- Melemahnya nilai tukar rupiah yang berakibat karena harga barang dan jumlah import yang tinggi. Juga jumlah export Indonesia yang lebih kecil dari jumlah importnya merupakan salah satu faktor mendasar dalam inflasi. Saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai titik terendah yang menyentuh angka diatas Rp.12.000 per USD 1. Hal ini akan mengakibatkan jumlah uang yang beredar semakin banyak karena dicetak oleh Bank Indonesia.
- Kenaikan harga BBM dimana biaya BBM sendiri saat ini menghabiskan anggaran 20 % dari belanja pemerintah pusat.
- Kenaikan biaya produksi tidak diimbangi oleh kenaikan produktifitas. Beban produksi naik, jika tidak diimbangi oleh naiknya kapasitas produksi maka akan menjadi penyebab harga jual produk menjadi naik dan kurang kompetitif di pasaran.
Dampak inflasi terhadap perekonomian dan perilaku masyarakat:
- Menurunnya minat menabung dan investasi dalam bentuk uang karena nilainya yang akan semakin turun akibat dampak inflasi
- Turunnya nilai investasi di sektor riil, dan bertambahnya nilai investasi di sektor harta tetap yang berakibat pertumbuhan ekonomi terhambat dan lapangan kerja tidak bertumbuh
- Pengangguran meningkat, daya beli masyarakat menjadi turun
Apa saja upaya pemerintah menekan laju inflasi? Setidaknya ada 4 Paket kebijakan pemerintah untuk menekan laju inflasi yaitu:
- Memperaiki nilai tukar rupiah dan neraca transaksi perjalanan dengan cara mendorong pengusaha untuk menaikkan volume ekspor dengan memberikan berbagai kemudahan bagi industri padat karya berupa 30 % penurunan pajak, jika bisa menaikkan volume ekspor menjadi minimal 30 persen dari total produksi mereka.
- Mengurangi segala konsumsi BBM yang berasal dari produk impor seperti solar dan menggantinya dengan biodiesel
- Menaikkan pajak barang mewah menjadi 125-150 % untuk produk impor seperti mobil cbu, branded product, dengan tujuan untuk mengurangi impor dan diimbangi dengan perbaikan ekspor salah satunya adalah produk mineral dengan cara mempermudah prosedur dan penambahan quota.
- Program percepatan investasi khusunya sektor riil (sector yang bersentuhan langsung dengan masyarakat luas) dan padat karya dengan cara efisiensi proses dan prosedur ijin investasi menjadi satu atap pelayanan terpadu.
Tips investasi untuk menyiasati laju inflasi
Anda harus bijak dan pintar dalam menyiasati inflasi yang terjadi setiap tahunnya. Kenaikan gaji/penghasilan yang dibawah inflasi harus diimbangi dnegan strategi investasi yang tepat sehingga nilai rupiah yang anda miliki tetap mampu membiayai rencana dan tujuan keuangan anda di masa depan. Berikut ini beberapa tips alternatif investasi yang bisa anda pertimbangkan:
- Hindari Tabungan karena bunganya rendah dan dibawah tingkat inflasi
- Deposito, pilih tenor pendek jika tren bunga naik, dan ambil periode panjang jika tren bunga turun. Tingkat return/imbal balik investasi relatif berimbang dengan tingkat inflasi.
- Emas, sempat mengalami masa kejayaan yaitu dalam 5 tahun terakhir mengalami kenaikan sebesar 18% per tahun, namun selama periode 2013 mengalami penurunan. Investasi jenis ini bisa dijadikan pilihan untuk jangka panjang atau diatas 5 tahun
- Obligasi khususnya ORI (Obligasi Ritel Indonesia mempunyai return rata-rata sekitar 10% per tahun (diatas tingkat inflasi 5 tahun terakhir ini)
- Reksa Dana Obligasi, untuk jangka menengah dengan return rata-rata sekitar 12 % per tahun (cocok untuk menghadapi laju inflasi)
- Reksa Saham dan Campuran untuk jangak menengah dan pajang (diatas 5 tahun) dengan return rata-rata 15%-28 % per tahun dalam 5 tahun terakhir.
- Saham untuk anda yang punya modal besar, punya waktu dan keahlian, tingkat return bisa mencapai rata-rata sekitar 26 % per tahun (return IHSG 5 tahun terakhir).
- Properti bagi anda yang punya modal dan tujuan jangka panjang. Kelebihannya adalah tingkat return yang jauh berlipat dari harga awal, namun tingkat likuiditas yang rendah (relative butuh waktu lama untuk menjual kembali.
Nah, pilihan sekarang ada di tangan anda. Gambaran inflasi, penyebab dan strategi investasi sudah di jelaskan di atas, tinggal anda menentukan tujuan keuangan anda dan lakukan eksekusi sekarang juga.
sumber