19/10/18

Nyaleg, Krisdayanti disindir Warganet: Anang Aja Dibohongi, Apalagi Rakyat!

Krisdayanti Nyaleg, Warganet: Anang Aja Dibohongi, Apalagi Rakyat!

Sujanews.com —   Krisdayanti memang sempat membuat publik heboh lantaran dirinya nekat ikut jadi caleg di pemilu 2019. Pilihannya untuk maju ke arena politik ini juga kerap kena nyinyiran netizen. Seperti diketahui sebelumnya, istri Raul Lemos ini maju sebagai caleg dari Partai PDI Perjuangan.

Seperti dilansir dari laman www.wowkeren.com (13/10/2018), Krisdayanti juga mulai terlihat melakukan kampanye dan promosi diri. Salah satunya terlihat dari akun Instagram Krisdayanti yang banyak mengunggah kegiatan sosialisasinya dengan masyarakat. Beberapa diantaranya terlihat foto dirinya bersama beberapa pedagang hingga warga sekitar di dapilnya (daerah pemilihan).


Seperti yang terlihat pada unggahan Krisdayanti pada Jumat, 12 Oktober. Krisdayanti nampak memamerkan fotonya bersama penjual strawberry di Kota Batu, Malang, Jawa Timur dengan dibubuhi caption "Ditengah ibu-ibu penghasil strawbery & mendampingi si mbah memetik hasil perkebunan bunga mawar di desa sumbergondo Batu,".


Unggahan mantan istri Anang Hermansyah itu tentu saja langsung mengundang banyak reaksi dari warganet. Ada beberapa yang memberikan dukungan, namun tak sedikit yang malah mencibir dan nyinyir dengan pencitraan yang dilakukan Krisdayanti.
"anang aja di bohongin apa lg rakyat he he he," komentar dewiesuryan*** seraya mengingatkan kisah masa lalunya.
"@krisdayantilemos Tante KD semoga sukses dan bisa menjadi wakil rakyat yang teladan dan berpegang teguh pada konstitusi," komentar tere*** memberi dukungan.
"Slama ini hidupnya udah enak knapa mau capek capek ngurus rakyat," komentar >mileag***.

sumber: UCNEWS [Sujanews.com]





Sumber:

from Sujanews.com https://ift.tt/2NPTOHU
via IFTTT

Jokowi minta Tinggalkan Cara Kerja Manual

Sujanews.com —   Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh pemerintah daerah untuk meninggalkan cara kerja manual dalam sistem pemerintahannya. Presiden mengingatkan dengan adanya revolusi industri 4.0, maka pemerintah daerah harus mengikuti perkembangan teknologi dan menerapkannya dalam kinerja sistem pemerintahan di daerah.


"Tinggalkan hal-hal yang manual, tinggalkan. Masuk ke aplikasi sistem yang cepat, biar gampang dikontrol, yang gampang dicek," kata Presiden saat membuka Temu Karya Nasional Gelar Teknologi Tepat Guna ke-XX dan Pekan Inovasi Perkembangan Desa dan Kelurahan Tahun 2018 di Kawasan Garuda Wisnu Kencana, Bali, Jumat (19/10).

Menurut Presiden, apabila pemerintah daerah tidak mengikuti perkembangan teknologi dan mengurangi kesejahteraan masyarakat di Indonesia maka akan tertinggal dari negara lain. "Hati-hati, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah desa harus tahu dan bisa mengantisipasi ini agar kita tidak tertinggal oleh negara-negara lain dan kita tidak kalah berkompetisi dengan negara lain. Ingat, (revolusi industri 4.0) ini sudah bergerak, bukan akan, (tapi) sudah bergerak," jelas Presiden.

Oleh karena itu, Presiden meminta seluruh aparat pemerintah daerah untuk mengikuti kecenderungan/tren perkembangan teknologi, mulai dari kecerdasan buatan (artificial intelligence), tenaga robot, big data dan realitas maya (virtual reality).

Dengan perkembangan revolusi industri 4.0, kecepatan pertumbuhan industri di dunia mencapai 3.000 kali lipat dari revolusi industri 1.0, tambah Presiden. "Kalau tidak tahu, kita akan tertinggal dari negara lain yang bergerak sangat cepat. Kita harus tahu cryptocurrency, bitcoin itu apa, harus tahu, sehingga manajemen pemerintahan ini dibawa kemana, kita ngerti semuanya," ujar Presiden.


Sumber: Antara[Sujanews.com]





Sumber:

from Sujanews.com https://ift.tt/2CT1po6
via IFTTT

06/10/18

Pak Prabowo, Pilihlah Teman yang Setia dan Tak Berbohong


Sujanews.com —  Sudah berapa kali Prabowo Subianto dibohongi lalu ditinggalkan kawan politiknya? Cukup banyak. Ratna Sarumpaet hanya menambah daftar panjang pelaku yang secara tega menikam Prabowo.

Sebelum kasus Ratna mencuat, ada Joko Widodo. Diusung oleh Prabowo dalam Pilgub DKI Jakarta 2012 bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang jadi wakilnya, Jokowi menang. Seingat saya, di menit-menit akhir Prabowo terus berusaha membujuk Megawati agar bersedia mengusung duet Jokowi-Ahok.

Tak sampai dua tahun, Jokowi justru jadi rival politik Prabowo dalam Pilpres 2014. Keduanya head to head meraih kursi RI-1 dan berujung pada kemenangan Jokowi.

Lalu ada Ahok. Mantan politisi Golkar itu juga dimunculkan oleh Prabowo saat Pilgub DKI Jakarta 2012. Sukses menduduki kursi wagub, karir Ahok terus melejit jadi gubernur menggantikan Jokowi yang terpilih jadi presiden.

Ahok kemudian keluar dari Gerindra, partai besutan Prabowo. Hingga kemudian menjadi lawan politik Prabowo.
Sebelum Jokowi dan Ahok, Prabowo juga dibohongi oleh PDIP. Bermula saat Pilpres 2009 kala Mega berduet dengan Prabowo. Katanya ada perjanjian si Batu Tulis, Bogor yang menyepakati bahwa PDIP akan mengusung Prabowo sebagai capres dalam Pilpres 2014.

Apa mau dikata, perjanjian itu tak pernah terealisasi. Megawati dan PDIP meninggalkan Prabowo dan lebih memilih Jokowi.

Prabowo juga ditinggalkan PAN, PPP, dan Partai Golkar. Ceritanya begini. Dalam Pilpres 2014, terbentuklah Koalisi Merah Putih. Ada Gerindra, Golkar, PKS, PAN, dan PPP. Mereka mengusung Prabowo-Hatta sebagai capres-cawapres. Hasilnya kalah.

Usai itu, satu per satu partai balik badan, merapat ke Jokowi. Yang tersisa hanya PKS dan terus setia sampai kini menjadi oposisi bersama Gerindra.

Apa pelajaran maha penting dari itu semua?Pilihlah teman politik yang setia dan tidak berbohong.

Adakah? Ada! Dan itu PKS yang terbukti setia dan tak pernah berkhianat selama ini.

Prabowo-Sandi butuh PKS di tengah hutan belantara politik yang beringas. Apalagi tahun depan pilpres dan pileg dilakukan secara bersamaan. Prabowo-Sandi butuh partai yang kuat di parlemen jika ingin pemerintahannya stabil dari goyangan oposisi.

Dan sekali lagi, dari pengalaman yang ada, PKS terbukti setia meski harus melalui masa-masa sulit sebagai oposisi. PKS adalah anomali dari adagium politik: tidak ada kawan abadi dalam politik, yang ada adalah kepentingan yang abadi.

Akankah Prabowo menyadari ini? Semoga saja, kecuali jika Prabowo siap untuk dibohongi dan ditikam lagi oleh kawan politiknya.

Erwyn Kurniawan
Penulis dan Jurnalis   [Sujanews.com]





Sumber:

from Sujanews.com https://ift.tt/2OFqxUI
via IFTTT

19/09/18

Menteri Agama Prihatin Angka Perceraian Meningkat Setiap Tahun

Menteri Agama Prihatin Angka Perceraian Meningkat Setiap Tahun

Sujanews.com —  Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin prihatin angka perceraian meningkat setiap tahun, menyebut pergeseran makna dan nilai mengenai pernikahan dan perceraian sebagai salah satu faktor pemicunya. Demikian dilansir antara.

Di hadapan ratusan aparatur sipil negara dalam lingkup Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah, Senin (17/9), Menteri Agama mengungkapkan perubahan pemaknaan pernikahan membuat di antara pasangan suami-istri generasi sekarang bahkan ada yang merencanakan perceraian.

“Mereka sebelum nikah sudah saling bersepakat, antara pasangan laki-laki dan perempuan, kalau kita nikah dua tahun saja, atau tiga tahun saja, setelah itu kita cerai,” katanya di Palu, saat menghadiri peresmian pelayanan terpadu satu pintu dan tujuh kantor urusan agama di Sulawesi Tengah.

Ia menjelaskan bahwa sesungguhnya semua agama menganggap pernikahan sebagai peristiwa sakral, bukan sekadar  perjanjian antara umat manusia yang berbeda jenis kelamin.

“Tetapi perjanjian yang disaksikan atas nama Tuhan. Dan semua agama sangat memuliakan pernikahan,” katanya.

Ia lalu menekankan pentingnya pendidikan pra-nikah yang terstruktur, sistematis dan terencana bagi calon pasangan suami-istri dalam upaya menekan angka perceraian.

“Sejak dua tahun lalu, kita serius membenahi pendidikan pra-nikah, dan kita sudah mengeluarkan tiga modul dan akan terus kembangkan,” katanya.

“Sebelum generasi muda kita menjadi ayah dan ibu nantinya, mereka harus diberikan wawasan yang baik, agar angka perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga tidak semakin meningkat,” ia menambahkan.

Dilansir republika, berdasarkan data dari Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung pada periode 2014-2016 perceraian di Indonesia trennya memang meningkat. Dari 344.237 perceraian pada 2014, naik menjadi 365.633 perceraian di 2016. Rata-rata angka perceraian naik 3 persen per tahunnya.    [Sujanews.com]





Sumber:

from Sujanews.com https://ift.tt/2D6mPPy
via IFTTT

05/03/18

Cadar Menghantui Kampus Islam?

Cadar Menghantui Kampus Islam?
Sujanews.com — Anehnya, UIN atau IAIN belakangan terlihat terbuka terhadap pemikiran Barat, tapi alergi corak keislaman berbau ArabPERKEMBANGAN  zaman biasanya diikuti dengan perubahan norma sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Kebiasaan menggunakan cadar pun semakin diminati, penggunanya semakin banyak bahkan mulai bermunculan komunitas-komunitas cadar khususnya di kalangan remaja.

Selain menunjukkan bahwa cadar adalah bagian dari syariat Islam, kehadiran merekapun berusaha meluruskan persepsi kebanyakan masyarakat masih terkena dampak media, seolah cadar identik “teroris”.

Tak heran jika anggapan seperti ini kerap kali muncul, seringnya aksi terorisme yang terekpos di Indonesia selalu pelakunya dikaitkan dengansosok agamis, kaum celana cingkrang, jenggot panjang dan jilbab bercadar.

Tuduhan seperti itu sangat tendensius, disamping masih banyak lagi kejadian yang lebih keras efeknya dibanding isu terorisme baru-baru ini. Bahkan koruptor yang jelas merugikan negara pun bisa terlihat agamis saat menghadapi persidangan.

Menarik dari fenomena ini, belakangan ada salah satu kampus Islam di Yogyakarta yang mengeluarkan peraturan bagi mahasiswanya yang bercadar. Bukan sebuah larangan, tapi berupa pendataan dan pembinaan di setiap lapisan civitas kampus. Melalui surat bernomor B-1301/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta baru-baru ini mengeluarkan surat edaran ‘penting’ bagi Direktur Pascasarjana, Dekan Fakultas dan Kepala Unit/Lembaga di kampusnya. Perlu disoroti tujuan dari pendataan tidak lain melakukan pembinaan bagi para pengguna cadar.

Pertimbangannya berupa peraturan kampus, dikatakan untuk mengantisipasi masuknya aliran-aliran yang tidak diharapkan di kampusnya.

Baca: Kritik Larangan Cadar di Universitas Pamulang
Meskipun mereka sudah menjelaskan bahwa pihaknya tidak bermaksud memberikan stigma negatif bagi mahasiswinya yang bercadar, namun upaya untuk menginvestigasi kegiatan-kegiatan mahasiswa terselubung masih tetap dilakukan. Setidaknya info ini yang dijelaskan oleh Waryono, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama (detik.com 22/2/2018).

Memang pada dasarnya kampus berhak mengeluarkan aturan yang mengharuskan mahasiswanya terkait pakaian yang digunakan. Hal itu merupakan bagian dari norma akademik kampus, yakni ketentuan, peraturan dan tata nilai yang harus ditaati seluruh manusia berkaitan dengan aktivitas akademik. Begitupun sanksi yang ditetapkan untuk jenis pelanggaran baik yang bersifat akademik maupun non akademik.

Namun, hal ini tentunya dibatasi dengan peraturan yang berlaku. Dalam Pasal 6 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi bahwa Pendidikan Tinggi diselenggarakan dengan prinsip: (b) Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai budaya, kemajemukan, persatuan, dan kesatuan bangsa.

Jika kampus dituntut untuk tidak diskriminatif, maka aturan pendataan dan pembinaan tertentu karena ditakutkan terkontaminasi aliran tertentu bisa jadi dinilai diskriminatif tergantung sudut pandang yang digunakan.

Penulis melihat mereka yang didata tentu merasa didiskriminasikan karena dirasa dicurigai oleh pihak kampus, kecurigaan kampus tentu akan berdampak kepada lingkungan kampus. Seharusnya menggunakan cadar adalah hak asasi manusia dan bagian dari nilai agama Islam yang harus dijaga di kampus Islam.

Bagi kampus yang mengeluarkan kebijakan merasa kebijakannya merupakan bagian dari antisipasi kemungkinan rusaknya persatuan dan kesatuan bangsa.

Namun hal itu harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa pernah didapatkan penyebab hal yang dimaksud di kampusnya, jika tidak bisa dibuktikan maka kampus dinilai paranoid terhadap mahasiswanya.

Baca: Rektor UGM Tegaskan Tidak Melarang Mahasiswinya  Bercadar
Adakah mahasiswanya yang ditangkap oleh badan anti terorisme karena tindakannya merusak kesatuan bangsa, atau jika dikerucutkan mahasiswi bercadar mana yang terlibat dalam memecah belah bangsa. Jika tidak lantas kepentingan apa yang melatarbelakangi kampus memaksakan pembinaan kepada seluruh mahasiswinya yang bercadar.

Kampus harus bersifat netral dan tidak boleh dikendalikan oleh pengaruh apapun, setidaknya hal ini dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi.

Dalam penjelasan umum bahwa misi utama Pendidikan Tinggi adalah mencari, menemukan,menyebarluaskan, dan menjunjung tinggi kebenaran. Agar misi tersebutdapat diwujudkan, maka Perguruan Tinggi sebagai penyelenggaraPendidikan Tinggi harus bebas dari pengaruh, tekanan, dan kontaminasiapapun seperti kekuatan politik dan/atau kekuatan ekonomi, sehinggaTridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, danpengabdian kepada masyarakat, dapat dilaksanakan berdasarkankebebasan akademik dan otonomi keilmuan.

Berlebih-lebihan

Mencurigai pengguna cadar secara general sebagai pembawa ideologi impor adalah hal yang gegabah, ditambah pendataan dan pembinaan seluruh mahasiswi bercadar dinilai langkah yang kurang bijak. Ditakutkan berdampak kepada mental para mahasiswi bercadar di lingkungan teman-temannya bahwa dirinya bagian dari golongan yang dimungkinkan dimasuki aliran radikal. Sikap kampus kurang tepat karena secara tidak langsung bahaya itu digeneralisir bagi kaum cadar, padahal kampus adalah lingkungan yang menjunjung tinggi kebebasan akademik bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Mengenakan cadar tidak lain untuk kebaikan pengguna dan orang yang melihatnya agar terjaga dari fitrah. Tidak pantas memberikan stigma negatif kepada para pengguna cadar, jangan sampai persepsi buruk terhadap cadar malah menimbulkan ketakutan bagi para muslimah yang awalnya tertarik ingin menggunakannya namun enggan karena sebab kecurigaan. Biarkan mereka menggunakannya sebagai bentuk menjalankan ekspresi keberagaman.

Jika merujuk pada UUD 1945 Pasal 28E Ayat (2) bahwa setiap orang berhak atas kepercayaannya, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. Penggunaan cadar dijamin oleh konstitusi Indonesia, tidak berhak didiskriminasi dan direndahkan martabatnya. Sebagaimana Pasal 28I Ayat (2) bahwa setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat dikriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

Tindakan kampus yang terlalu pro-aktif menanggulangi paham radikal dengan mengawasi wanita bercadar justru menimbulkan stigma negatif di tengah masyarakat. Awalnya bermaksud melakukan pembenahan namun dianggap mencoreng nama kampus berlabelkan Islam. Publik berharap kampus Islam seperti UIN mampu mencerminkan lingkungan ilmiah yang bernuansa islami.

Baca: Benci, Takut, Bingung Karena Jilbab
Mengacu kepada Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: Dj.I/255/2007 tentang Tata Tertib Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam, dalam Pasal Pasal 3 tentang Kewajiban dan Hak Mahasiswa bahwa setiap mahasiswa PTAI berkewajiban: (6) Berpakaian sopan, rapi, bersih dan menutup aurat terutama pada saat kuliah, ujian dan ketika berurusan dengan dosen, karyawan maupun pimpinan. Khusus bagi mahasiswi wajib berbusana muslimah sesuai dengan syari’at Islam.

Begitupun dijelaskan di Pasal 5 tentang Larangan bahwa setiap mahasiswa PTAI dilarang: (1) Memakai kaos oblong/tidak berkerah, celana atau baju yang sobek, sarung dan sandal, topi, rambut panjang dan/atau bercat, anting-anting, kalung, gelang (khusus laki-laki) dan tato dalam mengikuti kegiatan akademik, layanan administrasi dan kegiatan kampus. Khusus bagi mahasiswi dilarang memakai baju dan/atau celana ketat, tembus pandang dan tanpa berjilbab dalam mengikuti kegiatan di kampus.

Sejak dulu UIN dipandang sebagai kampus yang inklusif dan ramah terhadap perbedaan pendapat, ragam pemikiran dan madzhab dari yang paling kanan hingga paling kiri pun dapat kita temukan. Entah mengapa belakangan ini terlihat terbuka terhadap mahasiswanya yang bercorak Barat namun alergi terhadap corak keislaman karena dianggap budaya arab dan tidak cocok bagi warga nusantara.

Meskipun masalah cadar sudah berulang kali dibahas bahwa penggunaannya bagian dari syariat Islam bukan impor timur tengah. Padahal di kampusnya dibahas hukum mengenakan cadar, maka hal yang wajar jika ita temukan banyak pengguna cadar di kampus Islam dibandingkan kampus umum lainnya yang tidak membahas seputar hukum cadar.

Hindari sikap standar ganda terhadap agama. Jangan sampai kita anggap pengguna cadar adalah orang yang memposisikan diri ekslusif atau bisa jadi anggapan itu muncul karena sikap egoisme kita ketika berkomunikasi dengan mereka. Curiga bukanlah sikap menghargai keberagaman, alangkah baiknya jika saling menghormati perbedaan khususnya dalam perkara agama yang sama. Waspada memang bentuk sikap kehati-hatian namun jangan dilandasi dengan kecerobohan, imbasnya bisa mengundang batil secara kebetulan.

Badan Eksekutif (BE) Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Jawa Barat. S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung  [Sujanews.com]





Sumber:

from Sujanews.com http://ift.tt/2FRYMkQ
via IFTTT

03/03/18

Terungkap! PBB Tidak Lolos karena Ada Rekayasa, Yusril Tetap Pidanakan Oknum KPU

Terungkap! PBB Tidak Lolos karena Ada Rekayasa, Yusril Tetap Pidanakan Oknum KPU

Sujanews.com —  Paska pengakuan mengejutkan dari Komisioner Papua Barat terhadap Partai Bulan Bintang (PBB) sehingga membuat partai dengan Ketum Yusril Ihza Mahendra itu dinyatakan tidak lolos di 2019, maka dugaan kuat ada rekayasa itu benar adanya. Yusril pun sebagai Ketum akan mengambil langkah memidanakan oknum-oknum yang terlibat dari tindakan rekayasa tersebut.

“Semua fakta yang terungkap dalam sidang Bawaslu hari ini, menunjukkan adanya rekayasa secara sistematis untuk menjegal PBB ikut Pemilu. Kami akan pidanakan mereka semua yang melakukan manipulasi dan rekayasa in,” kata Yusril mengakhiri keterangannya, seperti dikutip dari akun Twitter DPP PBB, Kamis (1/3/2018).

Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum PBB yang hadir dalam sidang Bawaslu itu dikatakan sangat kecewa dengan apa yg terjadi di Papua Barat. “Dalam sidang, KPU

Manokwari Selatan mengakui bahwa mereka tidak melakukan verifikasi faktual terhadap PBB pada bulan Januari 2018 pasca Putusan MK,12 karena verifikasi faktual telah mereka lakukan pada bulan Desember 2017 dan PBB sudah dinyatakan Memenuhu Syarat (MS) seluruhnya.”

Namun, lanjut akun tersebut, tanpa verifikasi faktual lagi pada bulan Januari, keanggotaan PBB mereka nyatakan BMS atau belum memenuhi syarat. “Terjadinya kekacauan dan perubahan-perubahan dalam keputusan KPU baik di Manokwari Selatan maupun di Papua Barat menyebabkan PBB dirugikan.”

Sebelumnya Komisioner KPU Papua Barat Yotam Seni disebutkan mengakui memerintah Ketua KPU Manokwari Selatan Ubah Berita Acara Verifikasi Partai Bulan Bintang (PBB). Pengakuan yang mengejutkan terungkap di sidang Bawaslu yang memeriksa sengketa PBB vs KPU sore ini (1/3/2018).    [Sujanews.com]





Sumber:

from Sujanews.com http://ift.tt/2F9xOUO
via IFTTT

01/03/18

Rupiah Nyaris Tembus Rp.13.800,- Emang Sekarang Presidennya Prabowo?

 Rupiah Nyaris Tembus Rp.13.800,- Emang Sekarang Presidennya Prabowo?
Sujanews.com —   Nilai tukar rupiah melorot terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan pagi ini rupiah nyaris menembus level Rp 13.800/dolar AS.

Pada Kamis (1/3/2018) pukul 08.15 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot tercatat Rp 13.790/dolar AS. Melemah 0,6% dibandingkan pembukaan pasar kemarin.

Rupiah kenapa tidak perkasa menjadi Rp 10 ribu/dolar seperti yang dulu saat Pilpres 2014 digembar-gemborkan…

Jokowi Jadi Presiden, Rupiah Bisa Tembus 10 Ribu

http://ift.tt/2kuhKHp

Dan sebaliknya… ditakut-takuti bahwa kalau..Prabowo Menang, Rupiah Berpotensi Tembus 13 Ribu

http://ift.tt/2Fb3f4m

Sekarang rupiah sudah tembus Rp 13 Ribu dan nyaris mendekati Rp 14 Ribu

Emangnya sekarang Presidennya Prabowo???    [Sujanews.com]





Sumber:

from Sujanews.com http://ift.tt/2F5tlT5
via IFTTT

REZIM INI MENGANGGAP AGAMA SEBAGAI ANCAMAN. PAYAH!!

Sujanews.com — Tidak bijak anda memakai istilah Muslim Cyber Army...sebab nama Muslim yg menempel pada orang2 di dunia maya ini umum sifatnya.

Usul saya: proses aja pidananya sesuai hukum...tapi menyeret nama Islam seperti dalam kasus War On Terror USA itu bikin dunia hancur

Polisi sering tidak sensitif melihat dinamika masyarakat. Terutama dinamika media sosial.

Ada yang nakal sedikit sekali ya itulah kurva normal dalam masyarakat maka itu harusnya diisolasi. Jangan memancing yang banyak, akhirnya bikin orang salah paham dan marah.

Kenapa pengelola Polkam di negeri ini tidak belajar dari masa lalu? Apa sih yang bikin jutaan orang turun ke jalan? Kenapa membiarkan eskalasi kekecewaan?

Belajar dong dan jangan terus-menerus menganggap kalau sudah menangkap, semua masalah selesai

Dalam kasus Saracen, MCA, dkk itu kenapa yang dipancing identitas agamanya hanya kelompok yang memakai nama “Islam” dan “Muslim” atau yang memakai simbol itu?

Kenapa pretensinya kepada konsep “Jamaah Islamiyah”? Apakah Polri memakai teori teroris dalam memantau socmed?

Pak @jokowi sibuk memperbaiki nama dengan membebaskan ABB segala dan dikasi berobat setelah lama kezaliman kepada orang tua itu diabaikan bertahun2.

Tetapi dibawah, kepada kelompok agama, (intimidasi) terus direproduksi oleh aparat negara. Ini kan jadinya sia-sia saja.

Pemerintah sekarang ini gak tahu cara bikin tenang orang Islam, pasti juga gak akan bIkin tenang yang lain.

Sebab kalau orang Islam gelisah pasti semua gelisah. Satu sisi ingin obral tapi di bawah jual mahal. Ya gak selesai-selesai sampai pemilu. Urus HRS aja pak Jokowi gak sanggup

Kita pengen bantu tapi motif kita sudah beda sih. Ada yang memandang Islam dengan frame melawan teroris, warisan pemerintahan Bush.

Kita sendiri bangsa Indonesia banyak yang tidak berani percaya kepada diri sendiri.

Agama dianggap beban. Beragama dianggap ancaman. Payah!

Terus saja gitu deh, memantik kecurigaan kepada Islam di Indonesia. Saya gak paham deh ini kerjaan siapa.

Tapi itu kebodohan yang berbahaya. Sampai orang harus menghafal “Pancasila” dan “Cinta Tanah Air” dalam ibadah suapaya pemerintah menerima. Itu sih sudah gila!

Islam macam apa yang kalian inginkan? Apa mau seperti Attaturk? Apa mau Azan diganti bahasa Indonesia? Assalamualaikum diganti selamat pagi?

Apa mau sholat pakai baca pembukaan UUD45? Apa sih maunya? Susah betul memahami bahwa yang bodoh itu ya pemerintah

Kata Al-Ghazali, ada tipe manusia yang tidak punya pengetahuan dan tidak paham bahwa dia Gak punya pengetahuan (Rojulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri).

Bahaya kalau dalam pemerintahan banyak yang begini. Mereka bikin rusak bukan memperbaiki.

Ayolah, jangan dekati ulama menjelang pemilu. Belajarlah Islam, belajarlah memahami pesan agama tanpa motif politik.

Sampailah pada makrifat sehingga kita jadi orang baik. Itu lebih penting dari yang lain. Mari kita lihat agama dengan cara agama.

Berhentilah bawa paham musuh dalam cara kita membaca diri. Musuh adalah musuh. Mereka tidak punya niat baik untuk kita.

Kembalilah dalam pelukan bangsa dan lihatlah apa yang kita punya secara dewasa. Itulah kita sejak semula. Lawan penyusupan!

Jika hati kita bersih, niat kita tulus untuk membantu bangsa ini, jangankan manusia...alam semesta ini akan berkonspirasi memudahkan jalan kita.

Itu janji Tuhan yg maha kuasa. Maka, mulailah dari perbaiki niat. Niat untuk membela agama. Itulah Pancasila.

Jangan dibalik, orang beragama dianggap anti Pancasila. Sampai orang harus membuktikan dengan menghafal Pancasila saat lagi ibadah kan ini keterlaluan.

Agama dan negara jangan diadu untuk saling meniadakan. Gak akan ada yang menang. Ini pekerjaan musuh. Waspadalah!

Twitter @fahrihamzah 1/3/18
Desain : Instagram @fahrihamzahgoods   [Sujanews.com]





Sumber:

from Sujanews.com http://ift.tt/2F5rX2G
via IFTTT

Dikunjungi Menhan, Keluarga Minta Ustadz Abu Bakar Baasyir Dirumahkan

Dikunjungi Menhan, Keluarga Minta Ustadz Abu Bakar Baasyir Dirumahkan
Sujanews.com —  Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengunjungi keluarga Ustadz Abu Bakar Baasyir baru-baru ini.

Menhan Ryamizard menemui putra Ustadz Abu Bakar, Abdul Rochim Baasyir alias Iim, di Kompleks Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Cemani, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (27/02/2018).

Baca: Abubakar Baasyir Sakit Lagi, Surat Izin Berobat Belum Juga Diterbitkan
Iim mengatakan, dalam pertemuan tersebut, pihak keluarga membicara banyak hal. Antara lain, kepada Menhan keluarga meminta agar pemerintah khususnya Presiden Joko Widodo merumahkan Ustadz Abu Bakar.

“Soal Ustadz Abu, saya memang terus terang menyampaikan ke beliau, minta supaya kalau bisa disampaikan ke Presiden lah untuk bisa Ustadz Abu itu dirumahkan saja,” ujar Iim kepada hidayatullah.com, Kamis (01/03/2018) pagi.

Baca: Sakit, Abu Bakar Baasyir 24 Jam Dijaga Ketat Densus 88 Bersenjata
Iim menjelaskan, permintaan itu disampaikan karena Ustadz Abu sudah tidak sepantasnya menjalani hukuman di penjara terutama mengingat kondisi kesehatan Pendiri Ponpes Al-Mukmin Ngruki tersebut.

“Kondisinya yang memang sudah tidak layak lagi untuk menjalani masa hukuman di penjara. Alangkah baiknya secara atas nama kemanusiaan untuk bisa dirumahkan,” jelasnya.

“Dan itu akan lebih baik buat negara ini, buat rezim ini, juga lebih akan terlihat bisa menilai harga dari sebuah kemanusiaan gitu,” tambahnya.

Baca: Iim: BNPT Larang Ustadz Abu Dijenguk, Densus 88 Jaga Ketat
Diketahui, dalam pertemuan itu, Menhan menanyakan kondisi terkini Ponpes Ngruki sekaligus menanyakan kondisi kesehatan Ustadz Abu. Kunjungan mendadak dan tidak resmi itu berlangsung sekitar 30 menit, berlangsung secara hangat.

Ustadz Abu hingga saat ini masih ditahan di LP Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.   [Sujanews.com]





Sumber:

from Sujanews.com http://ift.tt/2FFldtB
via IFTTT

Trump Membahas Iran dalam Panggilan Telepon dengan Pemimpin Saudi dan UEA

Trump Membahas Iran dalam Panggilan Telepon dengan Pemimpin Saudi dan UEA
Sujanews.com —Presiden AS Donald Trump membahas “aktivitas destabilisasi” Iran dan masalah keamanan dan ekonomi lainnya dalam panggilan telepon terpisah dengan pemimpin senior Saudi dan Emirati pada hari Selasa, hal itu diampaikan oleh Gedung Putih.

Dilansir dari Middle East Monitor, dalam panggilan dengan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Pangeran Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan dari Uni Emirat Arab, Trump mengucapkan terima kasih atas sorotan bahwa negara-negara Teluk Arab “dapat secara lebih baik melawan aktivitas destabilisasi Iran dan mengalahkan ‘teroris’ dan ekstremis,” kata Gedung Putih.

Arab Saudi dan UEA, bersama dengan Bahrain dan Mesir, memotong hubungan perjalanan dan perdagangan dengan Qatar pada bulan Juni, menuduhnya mendukung terorisme dan saingan berat mereka Iran. Amerika Serikat sedang berusaha menyelesaikan perselisihan tersebut.

Baca: Kedubes: Saudi Dukung Donald Trump Hadapi Iran
Qatar membantah tuduhan tersebut dan mengatakan keempat negara Arab tersebut bertujuan untuk membatasi kedaulatannya.

Baca: Keputusan Trump Jadi Momentum Pembebasan Palestina
Dua pangeran mahkota tersebut, serta Emir dari Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, berencana mengunjungi Trump untuk pertemuan bilateral pada bulan Maret dan April, seorang pejabat senior AS mengatakan pada hari Jumat.

Agenda untuk pertemuan tersebut akan mencakup pertemuan puncak Dewan Kerjasama Teluk enam anggota, kata pejabat tersebut, yang Washington harapkan akan diadakan akhir tahun ini, serta perdamaian Timur Tengah dan Iran.

Trump juga membahas peningkatan kemitraan bilateral mengenai masalah keamanan dan ekonomi dengan pangeran mahkota Saudi dan Abu Dhabi, kata Gedung Putih.     [Sujanews.com]





Sumber:

from Sujanews.com http://ift.tt/2F0h9CX
via IFTTT